Seberapa Parahkah Kerusakan Mata Ie? Ini Penjelasan Ahli
July 24th, 2017 | Published in Anchor
“Besok-besok kalau ada air yang keluar, jangan senang dulu. Karena air cuma sekedar transit,”
Photo:Eddy Fitriadi/ Serambi Indonesia
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Ekosistem Mata Ie sebagai kawasan karst yang terdiri atas pegunungan, flora dan fauna, gua-gua, bebatuan, serta segala kekayaan alam di dalamnya kini dalam kondisi rusak parah. Kerusakan masif itu diyakini sebagai penyebab utama keringnya mata air di gunung yang bersisian dengan objek kolam pemandian tersebut, di samping faktor musim kemarau yang berkepanjangan.
Hal itu diungkapkan ahli Speleologi (ilmu tentang gua) Aceh, Abdillah Imron Nasution kepada Serambinews.com, Senin (24/7/2017).
Abdillah mengatakan, karst merupakan kawasan penyimpanan air yang memiliki ciri khas yaitu berbatuan Limestone (gamping/kapur) dan memiliki banyak gua.
“Sejak tahun 1999 kami meneliti gunung Mata Ie. Sedikitnya ada 12 gua yang berperan penting dalam menjaga ketersediaan air,” kata Abdillah.
Namun kini lanjutnya, kondisi gua Mata Ie sangat memprihatinkan karena gersang dan keropos. Hewan di dalamnya seperti kelelawar dan walet juga jauh berkurang.
Menurut Abdillah, Mata Ie mendapatkan air dari tiga sumber yaitu air hujan yang ditampung oleh pepohonan di atas gunung, pengembunan, dan juga air tanah yang disimpan bebatuan gamping.
Namun berdasarkan penelitiannya, ketiga sumber air utama itu kini telah rusak parah.
“Batu kapur itu mengandung kalsium karbonat. Dia ibarat spon yang mampu menyerap atau menyimpan air. Fungsi itu yang sudah hilang sekarang,” kata Abdillah, yang juga aktifis LSM Karst Aceh.
Selain Mata Ie, katanya, kawasan Pucok Krueng, Naga Umbang, Lhoknga, Aceh Besar juga termasuk karst yang kini terancam.
Adapun penyebab rusaknya kawasan karst Mata Ie, kata dia, yaitu maraknya penambangan batu kapur, penebangan pohon sehingga tidak bisa menampung air, dan eksploitasi lainnya yang dapat merusak keseimbangan alam.
Abdillah menegaskan, kawasan karst merupakan unrenewable resources, yaitu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Solusinya menurut dia yaitu reklamasi lahan, yaitu membuat daerah tangkapan air di sekeliling Mata Ie, meskipun langkah ini tidak bisa mengembalikan kondisi Mata Ie seperti semula.
“Besok-besok kalau ada air yang keluar, jangan senang dulu. Karena air cuma sekedar transit,” tukasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Seberapa Parahkah Kerusakan Mata Ie? Ini Penjelasan Ahli, https://aceh.tribunnews.com/2017/07/24/seberapa-parahkah-kerusakan-mata-ie-ini-penjelasan-ahli.
Penulis: Eddy Fitriadi
Editor: Yusmadi