PENGELOLAAN RESIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS DI KECAMATAN MEURAKSA KOTA BANDA ACEH

January 28th, 2010  |  Published in Aven

Penelitian pengelolaan resiko bencana partisipatif dan telaah persepsi masyarakat pada penelitian, analisis, dan implementasi Pengurangan Risiko Bencana yang telah dilakukan

Banda Aceh - Refuge building inventory

LATAR BELAKANG

Selama tiga atau empat tahun terakhir, baik Pemerintah Indonesia maupun Pemerintah Aceh  telah mengambil langkah-langkah yang sangat penting untuk meletakkan kebijakan-kebijakan yang diperlukan berkenaan dengan pengurangan risiko bencana. Beberapa kebijakan tersebut dirancang untuk mempromosikan upaya-upaya untuk membuat pengurangan risiko bencana menjadi bagian yang normal dalam proses pembangunan yang dapat diselenggarakan dalam fungsi-fungsi inti pemerintah serta kemitraan masyarakat dan swastanya di semua tingkatan. Inisiasi ini bertujuan mulya dengan mengkhususkan pada komunitas-komunitas lokal di mana tindakan-tindakan yang paling efektif dapat dilakukan untuk mengurangi kerentanan fisik, ekonomi dan social terhadap bencana.

Kebijakan lainnya adalah membentuk dan membangun kapasitas Pusat Riset Mitigasi Tsunami dan Bencana (TDMRC) yang didirikan di Universitas Syiah Kuala untuk memampukannya menyediakan informasi Pengurangan Risiko Bencana (PRB) berbasis ilmiah, jasa pengetahuan, bantuan teknis yang dibutuhkan oleh masyarakat dan instansi-instansi pemerintah lokal Aceh. Sejak pendiriannya, pusat riset ini telah menyelenggarakan banyak pertemuan yang menghadirkan peserta tingkat atas baik nasional maupun internasional di Banda Aceh.

Konsultan asing seperti Sea Defence Consultans (SDC) juga telah melakukan penelitian perencanaan dan analisis bencana tsunami dibeberapa tempat yang memproyeksikannya hingga tahun 2010. Pada dasarnya kajian ilmiah yang diseminarkan dalam pertemuan internasional, pelatihan peningkatan kapasitas, analisis perencanaan yang dilaksanakan masih perlu untuk disempurnakan, karena masih minimnya tingkat keterlibatan masyarakat dalam meninjau dan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan kunci untuk dimasukkan ke dalam rencana-rencana strategis Pengurangan Risiko Bencana. Apalagi, SDC hanya memproyeksikannya hingga tahun ini (2010). Hal ini perlu dipertimbangkan dan harus disikapi secara kritis, mengingat ancaman bencana tsunami ini adalah bencana yang akan terus mengintai hingga 100 tahun ke depan.

Berkaitan dengan permasalahan ini, perlu dilakukan sebuah perencanaan pengelolaan resiko bencana yang mengikutsertakan masyarakat sebagai pelaku aktifnya, baik dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan analisisnya. Di samping itu, perlu juga dilakukan telaah persepsi masyarakat pada penelitian, analisis, dan implementasi Pengurangan Risiko Bencana yang telah dilakukan oleh beberapa stakeholder pengelolaan resiko bencana. Oleh karena itu, kami KARST ACEH akan melakukan penelitian Pengelolaan Resiko Bencana Berbasis Komunitas yang kami fokuskan di beberapa gampong yang paling parah terkena imbas tsunami. 16 Gampong Kecamatan Meuraksa Kota Banda Aceh.

TUJUAN PENELITIAN

  1. Perencanaan pengelolaan resiko bencana yang mengikutsertakan masyarakat sebagai pelaku aktifnya, baik dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan analisisnya.
  2. Telaah persepsi masyarakat pada penelitian, analisis, dan implementasi Pengurangan Risiko Bencana yang telah dilakukan oleh beberapa stakeholder pengelolaan resiko bencana.

TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan  di 16 Gampong di Kecamatan Meuraksa Banda Aceh tanggal 1 Jan s.d 15 Feb 2009.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Sampel

Sampel penelitian adalah purpose sampling yang berkaitan dengan gampong, perencanaan tsunami (early warning system, zoning, escape building, escape road, evacuation building)

Metode

Proses Konsultasi Masyarakat (PKM)

Sebuah proses konsultasi dengan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk mendapatkan persepsi masyarakat mengenai perencanaan tsunami yang pernah ada, mengidentifikasi permasalahan, menganalisis, dan membuat perencanaan Pengelolaan Resiko Bencana Berbasis Komunitas.

Wawancara

Melakukan wawancara semi terstruktur dengan sampel penelitian.

Observasi

Melakukan dan mendokumentasikan fasilitas sarana pengelolaan resiko bencana yang telah dilakukan.

GPS

Melakukan pengambilan titik koordinat fasilitas sarana pengelolaan resiko bencana yang telah dilakukan.

ANALISIS HASIL

Hasil yang tersimpan dalam sebuah sistem pangkalan data (database) akan dianalisis dengan perangkat lunak Microsoft Excel dan ArcGIS

Leave a Response

You must be logged in to post a comment.