Pentingnya Pengurangan Risiko Bencana Gunungapi di Bener Meriah

November 23rd, 2010  |  Published in Disaster  |  3 Comments

Untuk mengurangi resiko yang pernah dialami masyarakat, sangat dibutuhkan upaya pengurangan resiko

Pentingnya Pengurangan Risiko Bencana Gunungapi di Bener Meriah

oleh: Abdillah I Nasution

Pendahuluan

Kawasan gunung api merupakan kawasan yang potensial bagi kehidupan manusia, antara lain untuk pertanian, perkebunan, perumahan, wisata maupun pemanfaatan potensi sumberdaya lainnya. Di lain pihak, erupsi gunung api dapat menimbulkan bencana bagi kehidupan dan lingkungan di sekitarnya. Salah satu kawasan gunung api di Aceh yang terdata di pusat vulkanologi adalah Burni Telong, yang secara administrative terletak di Kabupaten Bener Meriah.

Permasalahan

Berdasarkan koordinasi Karst Aceh dengan Pemerintah Kabupaten Cq. Dinas Sosial No Surat 460/106/2010 perihal: Lokasi penanggulangan Resiko Bencana Gunung Api dan koordinasi dengan Pemantau Gunung Api Kabupaten Bener Meriah melalui diskusi Peta Rawan Bencana Gunung api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi tahun 2007 telah diinformasikan bahwa terdapat 5 (lima) desa yang membutuhkan Penanggulangan Resiko Bencana Gunung Api. Terdapat dua desa di Kecamatan Wih Pesam: Uning Bertih dan Simpang Balik, terdapat satu desa di Kecamatan Bukit, yaitu Bale Atu, dan dua desa di Kecamatan Timang Gajah yaitu: Bandar Lampahan dan Lampahan.

Komunitas di kawasan ini tidak menyadari dan kurang memahami ancaman kawasan rawan bencana G. Burni Telong yang dapat dibagi dalam tiga tingkatan yaitu: Kawasan Rawan Bencana III, Kawasan Rawan Bencana II, dan Kawasan Rawan Bencana I. Mendirikan bangunan di tempat yang salah merupakan kerentanan terbesar di wilayah tersebut ditambah lagi dengan tidak ada kesiapsiagaan komunitas dalam menghadapi bencana yang datang secara tiba-tiba. Hal-hal tersebut sangat berisiko pada anak-anak dan perempuan serta orang yang telah berusia lanjut dan yang menderita cacat fisik. Kondisi tersebut semakin parah dengan belum seimbangnya pembagian peran antara laki-laki dan perempuan.

Tabel 1. Data kependudukan Kawasan Rawan Bencana gunungapi

NO NAMA DESA/ KAMPUNG KECAMATAN Jumlah Jumlah Penduduk
KK Lk Pr Total
1 Bale Atu Bukit 123 292 300 592
2 Uning Bertih/ Pante Raya Wih Pesam 523 1112 1240 2352
3 Simpang Balik Wih Pesam 482 1740 3011 4571
4 Bandar Lampahan Timang Gajah 517 1030 1045 2075
5 Lampahan Timang Gajah 884 2115 1971 4086
Total 3 2529 6289 7567 13676
NO KECAMATAN Jumlah Jumlah Jumlah Penduduk
Kampung KK Lk Pr Total
1 Bukit 40 4838 10322 10301 20623
2 Wih Pesam 27 4638 8926 8851 17777
3 Timang Gajah 40 5833 12098 11948 24046
Total 107 15309 31346 31100 62446

Sumber data: Pemerintah Kabupaten Bener Meriah Cq. Dinas Sosial

Kawasan Rawan Bencana III adalah Kawasan rawan bencana dengan yang selalu terancam aliran hawa panas, lava, dan gas beracun. Pada radius 3 km dalam kawasan ini terancam lontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat. Kawasan rawan Bencana II adalah kawasan berpotensi terlanda aliran hawa panas, lava dan lahar hujan, radius 5 km-nya berpotensi terlanda hujan abu lebat, dan lontaran batu (pijar). Sedangkan Kawasan Rawan Bencana I adalah kawasan yang berpotensi terhadap aliran lahar hujan dan dalam radius 8 km berpotensi terhadap hujan abu dan kemungkinan dapat terkena lontaran batu (pijar).

Gambar 1. Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Burni Telong

Faktor lain

Dalam Hyogo Framework Action seperti kemiskinan, ketahanan pangan, dan pendidikan dapat ditekankan sebagai alasan lain yang dapat mendasari resiko di wilayah ini. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tikar Pandan dan Karst Aceh tahun 2010 untuk wilayah Kecamatan Wih Pesam, diketahui indeks kemiskinan untuk Desa Pante Raya adalah kategori yang riskan, yaitu 31.83%. Permasalahan yang paling tinggi mempengaruhi faktor produksi masyarakat Kecamatan Wih Pesam adalah tingginya peran agen dalam produksi hasil bumi masyarakat, sehingga masyarakat masih banyak yang terlilit hutang. Kondisi lainnya adalah upaya masyarakat yang telah dilakukan mendapat kendala pada panen yang gagal.

Mengingat bahwa Burni Telong merupakan gunung api aktif memiliki  sifat dan ciri yang berlainan yang tersebar di Indonesia, maka untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya bencana akibat erupsi gunung api tersebut, diperlukan upaya pengurangan resiko bencana berbasis komunitas. Hal ini perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak yang diamantkan oleh undang-undang untuk mengidenifikasi, merencanakan, dan membuat suatu rencana aksi masyarakat lengkap dengan tata laksana baku pengurangan risiko bencana gunung api sebagai upaya untuk memperkecil jumlah korban manusia dan kerugian harta benda.

Responses

  1. SaEd says:

    November 26th, 2010at 5:58 am(#)

    Pante raya ga termasuk? kalo ga salah berbatas langsung dengan gunung api

  2. Admin says:

    November 27th, 2010at 6:13 am(#)

    memang iya pak..dan di artikel sudah tertera kok pak..salam

  3. moli_daisy says:

    January 6th, 2011at 3:46 pm(#)

    waahhh,,, thank you,,,data yg disajikan sgt lengkap…

Leave a Response

You must be logged in to post a comment.