Potensi Bencana Longsor di Aceh Tengah
November 27th, 2010 | Published in Disaster
Potensi Bencana Longsor di Aceh Tengah
Sejak April 2010, Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah diprediksi memiliki potensi longsor. Berdasarkan koordinasi dan studi data Karst Aceh dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah Cq. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi No Surat 406/42/DSTT/2010 dan informasi Peta Gerakan Tanah Bulan April 2009 untuk wilayah Aceh, telah diinformasikan bahwa Menyusul mulai tibanya musim hujan di beberapa wilayah, daerah diminta untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan terhadap kemungkinan terjadinya gerakan tanah/ tanah longsor yang dapat berpotensi menjadi bencana.
Gambar 1. Peta Gerakan Tanah Aceh
Desa Arul Item merupakan desa yang paling parah dilanda bencana longsor yang terjadi pada tanggal 17 Juli 2008. Kerugian yang dialami adalah masyarakat kehilangan tempat tinggal, harta benda, dan terpaksa harus diungsikan ke tempat yang lebih aman. Komunitas di kawasan ini tidak menyadari dan kurang memahami ancaman kawasan rawan bencana longsor. Longsor ini dapat diakibatkan oleh hujan yang mengakibatkan banjir pada sungai yang ada. Beberapa penyebab lain yang juga segera mendapat perhatian adalah adanya perambahan hutan di sekitar kawasan yang dapat meningkatkan ancaman dan kerawanan kawasan ini akan bencana longsor di kemudian hari.Menurut data yang dikumpulkan, komunitas yang terancam bencana longsor di Desa Arul Item adalah ±408 jiwa perempuan dan ± 411 laki-laki dari ±819 total penduduk yang terdiri ±227 KK yang diantaranya adalah ±155 jiwa anak-anak.
Untuk mengurangi resiko yang pernah dialami masyarakat, sangat dibutuhkan upaya pengurangan resiko di daerah ini. Informasi kepada masyarakat yang bermukim dan beraktifitas di daerah dengan tingkat kerentanan gerakan tanah menengah hingga tinggi terutama di bawah tebing terjal, di tepi alur/sungai pada daerah perbukitan/pegunungan dan di tepi lembah terjal terhadap bahaya tanah longsor mutlak diperlukan, karena daerah kerentanan gerakan tanah menengah hingga tinggi adalah daerah yang sewaktu-waktu dapat terjadi gerakan tanah terutama apabila dipicu oleh curah hujan yang tinggi dan aktifitas manusia yang mengakibatkan stabilitas lereng terganggu, dan akan menyebabkan terjadinya bencana tanah longsor.