Simulasi Bencana Letusan Gunungapi di Tanah Gayo

October 31st, 2011  |  Published in Disaster

Pelaksanaan simulasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, budaya selamat di masyarakat dan melatih-ujikan respon dan tindakan pokgas kedaruratan

Kampung Pante Raya difasilitasi oleh Karst Aceh telah melaksanakan simulasi bencana letusan gunungapi. Masyarakat yang terlibat dalam kegiatan simulasi ini sekitar 400 orang termasuk siswa SD, SMP dan SMA di kawasan tersebut. Adapun tujuan dari pelaksanaan simulasi ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan budaya selamat di masyarakat dan melatih-ujikan respon dan tindakan kelompok tugas (pokgas) dalam mengaktualisasikan skenario keadaan berpotensi terjadinya bencana. Ini terangkum dalam Standard Operational Procedurenya Rencana Kontinjensi Kampung Pante Raya.

Simulasi ini dimulai dari Ketua Pelaksana (Kepala Kampung) yang menerima informasi deteksi dini berbasis lokal yaitu: binatang turun dari hutan/ gunung dan sumber air panas mengering (wih porak teudoh), selanjutnya Wakil Ketua Pelaksana (Sekretaris Desa) melakukan kajian cepat ke sumber air panas dan hutan. Berdasarkan laporan kajian cepat, Ketua Pelaksana melakukan konfirmasi kepada Pos Pemantau Gunung Api Burni Telong Kute Kering dan diperoleh informasi status SIAGA. Status ini merupakan status yang ditetapkan sebagai prosedur dimana Ketua Pelaksana memerintahkan Pengurus Mesjid yang bertindak sebagai Pokgas Informasi mengeluarkan perintah evakuasi warga dengan mengumumkannya melalui pengeras suara Mesjid. Mendengar pengumuman perintah evakuasi di atas dengan serta merta Pelaksana Harian (Kaur Kesra) menghubungi dan mengumpulkan Ketua Kelompok Tugas lainnya seperti Pokgas SAR dan Evakuasi (SIBAT) untuk melakukan pencarian dan peyelamatan warga khususnya kelompok rentan (manula, ibu hamil, balita, orang cacat) pada rumah-rumah yang telah ditandai dengan cat kuning sebagaimana telah diatur dalam peta resiko. Selanjutnya kepada Pokgas Sosial-Kelompok rentan (Karang Taruna dan PKK) untuk pendirian tenda pengungsian dan pengobatan, serta perintah kepada Pokgas Penyediaan dan Perbaikan Fasilitas Kritis (Kelompok Pemuda) menyiapkan mobilisasi masyarakat menuju lokasi pengungsian yaitu lapangan bola SMP Muhammadiyah yang terletak di Simpang Tritit.

Selain partisipasi masyarakat yang antusias dan peran aktif Pemerintah Desa Kampung Pante Raya, terlaksananya simulasi ini juga didukung oleh berbagai pihak seperti: TNI Batalion 114 Satria Musara, Koramil Wih Pesam, Satlantas Polres Bener Meriah, Polsek Wih Pesam, Tagana Dinas Sosial, TRC dan RAA Dinas Kesehatan, Lantas Dinas Perhubungan, Satkom RAPI Aceh Tengah, dan Satgana PMI.

Hikmah pembelajaran dari pelaksanaan simulasi ini adalah; meningkatnya pemahaman masyarakat dalam kesiapsiagaan dalam koordinasi antar pokgas apabila bencana terjadi. Di samping itu Pelibatan TNI, POLRI, Dinas/Badan terkait telah menumbuhkan kepercayaan masyarakat bahwa dalam pengelolaan keadaan darurat mereka tidak sendiri. Dalam evaluasi yang dilakukan, penempatan waktu dan fungsi-fungsi yang ada di dalam Standard Operational Procedure kedaruratan telah berjalan dengan semestinya. Masyarakat juga mengharapkan simulasi bencana merupakan kegiatan yang terjadwal secara rutin setiap tahun demi meningkatkan upaya-upaya pengurangan risiko terhadap bencana letusan gunungapi.

Leave a Response

You must be logged in to post a comment.