Inisiasi Tim Teknis Terpadu Aceh Singkil dan Bener Meriah
July 1st, 2013 | Published in Disaster
Inisiasi Pembuatan peta risikobencana di Aceh Singkil dan Bener Meriah telah dilakukan
Melalui kerjasama dengan International Organization for Migration(IOM) , Karst Aceh akan melaksanakan kegiatan Pengurangan Risiko Bencana yang mencakup: pengembangan kapasitas BPBD, penyusunan peta risiko bencana dan penyusunan rencana penanggulangan bencana (RPB) di dua kabapaten yaitu Bener Meriah dan Aceh Singkil. Kegiatan yang dimaksud akan dilaksanakan dalam jangka waktu 13 bulan terhitung dari Januari 2013.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dipusatkan dan dimotori oleh BPBD dan dinas-dinas terkait dalam kemitraannya dengan Karst Aceh, melalui surat keputusan Bupati atau Sekda. BPBD bersama dengan dinas terkait akan tergabung dalam satu tim kerja dengan nama Tim Teknis Penyusunan Peta Risiko Bencana yang peran, tugas serta fungsinya akan dijelaskan
pada masing-masing Surat Keputusan yang ditetapkan oleh Bupati masing-masing Kabupaten.
Inisiasi ini diawali dengan diskusi dan sosialisasi SK dan Penjelasan Struktur Organisasi sesuai KEPUTUSAN BUPATI BENER MERIAH NO Peg.800/247/SK/2013 TENTANG PEMBENTUKAN TIM TEKNIS TERPADU PETA RISIKO BENCANA KABUPATEN BENER MERIAH dan KEPUTUSAN BUPATI ACEH SINGKIL NO 111 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN TIM TEKNIS PETA RISIKO BENCANA KABUPATEN ACEH SINGKIL. Pada kesempatan yang dilaksanakan di Bulan Mei 2013 ini juga ditentukan bahwa norma kerja tim adalah fleksibel, tidak ada reward dan punishment. Anggota tim saling mengisi bila ada yang berhalangan hadir maka beban tugas menjadi tanggungjawab timnya.`
Setelah itu, tim melakukan serangkaian diskusi mengenai Konsepsi dan Pedoman Umum Peta Risiko Bencana; Standar BNPB; serta Pembuatan peta-peta terkait. Pada hari kedua dilanjutkan dengan diskusi dan entry data-data pendukung yang akan dipersiapkan tim. Tabulasi data yang harus diisi atau dilengkapi oleh Tim DRM diperkenalkan oleh Karst Aceh. Beberapa tabulasi dibagi ke dalam berbagai aspek sesuai PERKA yang menjadi dasar tindak tim sepenuhnya.
Kendala yang dihadapi seperti beberapa data yang telah diisi oleh masing-masing aspek kerja Tim DRM belum lengkap sehingga diperlukan proses yang lebih spesifik lagi, terlebih data kejadian, nilai-nilai PDRB per sektor, dan data nilai fasilitas umum dan kritis. Dalam hal ini, telah diprediksi kemungkinan untuk melakukan Field Trip baik secara formal ataupun informal. Untuk itu data akan diformulasikan ulang dan akan divalidasi kembali sebelum beranjak ke tahapan selanjutnya. Hari selanjtnya tim melengkapi data yang telah diformulasi untuk dapat digunakan pada aspek spasial peta risiko bencana. Dalam beberapa aspek, tim teknis yang sebagian besar merupakan perwakilan dinas terkait ini sangat mengalami kesukaran ketika terdapat data yang salah pada dokumen yang mereka dapat dari beberapa instansi. Pada hari keempat data sekunder yang dibutuhkan oleh tim sudah mulai tertata dengan baik serta gap data yang ada diselesaikan melalui kunjungan dan berdiskusi dengan berbagai instansi dan kecamatan yang akan dikunjungi dalam tahapan field trip nantinya.