STUDI KAP DALAM PRB
January 23rd, 2013 | Published in Disaster
Studi KAP (Knowledge, Attitude, dan Practice) dan Kajian Risiko bencana
Untuk mendapatkan index risiko bencana di dua desa dampingan, Karst Aceh membuat studi KAP (Knowledge, Attitude, dan Practice) di Desa Arul Item Aceh Tengah dan Pante Raya Bener Meriah. sebagai kontrol perbandingan adalah Desa Teuladan Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah untuk mendapatkan deteksi awal tingkat risiko bencana di masyarakat berdasarkan data ilmiah pada kerentanan dan kapasitas. Hasil lebih lanjut juga akan mendapatkan model intervensi pemecahan perubahan dan keberlanjutan perilaku sosial berdasarkan penelitian ilmiah yang dibutuhkan untuk pemerintah khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah ataupun pihak terkait lainnya dalam upaya mewujudkan pengurangan risiko bencana di Aceh. Penelitian ini dibagi dalam dua tahapan. Untuk tahap pertama akan dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan (Knowledge) dan untuk mendapatkan perilaku dan praktek (Attitude and Practice) di tahapan kedua. Domain pengetahuan yang diteliti pada tahap satu adalah 6 domain yang merupakan domain yang ditetapkan oleh Bloom. Domain tersebut adalah: Know (tahu), Comprehension (pengertian/ pemahaman), Application (penerapan), Analysis (analisa), Synthesis (perpaduan), dan Evaluation (penilaian/ penaksiran) terhadap pengurangan risiko bencana. Studi ini diketuai oleh Direktur Karst Aceh drh. Abdillah Imron Nasution, M.Si, dengan 6 (enam) anggota peneliti: Budi Arsono, ST, Cut Mayaziza, SP, Rudianto, SE, Zulfikar ST, Ariawinjaya, SH, dan Mahlil Syahputra sebagai anggota penelitian.
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 20 Maret-10 Mei 2011. Penelitian yang melibatkan masyarakat ini di Desa Pante Raya dengan melibatkan 337 KK (besar sampel 71%) dan 125 KK (besar sampel 96%) di Arul Item sebagai responden. Desa Teuladan sebagai kontrol melibatkan 164 responden (60%). Hasil analisis data menujukkan bahwasanya masyarakat Desa Arul Item yang mengetahui kearifan lokal mengenai Pengurangan risiko bencana longsor adalah 30% dan untuk Desa Pante Raya mengenai Pengurangan risiko bencan letusan gunungapi sebesar 89%. Sementara untuk Desa Teuladan yang bertindak sebagai kontrol mendapatkan nilai 68%. Index kapasitas sementara (max 100) untuk masing-masing desa adalah: Arul Item: 58, Pante Raya: 67, dan Teuladan/ Kontrol: 56. Jika nilai kerentanan paling tinggi adalah 100, Index kerentanan untuk masing-masing desa didapatkan: Arul Item: 38.38, Pante Raya: 26, dan Teuladan/ Kontrol: 25.17. Jika diasumsikan nilai untuk Attitude dan Practice adalah sama dengan nilai knowledge (K=A=P) dan jika Risiko bencana (risk) = 1 maka didapatkan nilai index risiko bencana untuk masing-masing desa yaitu: Arul Item: 0.66, Pante Raya: 0.39, dan Teuladan/ Kontrol: 0.50. Hasi studi ini juga menunjukkan di Arul Item rata-rata dalam satu Kepala Keluarga (KK) ada 2 orang perempuan dan 1 orang bayi yang paling berisiko terhadap bencana longsor sedangkan untuk Desa Pante Raya rata-rata 1 orang perempuan dalam satu Kepala Keluarga (KK) yang berisiko terhadap bencana letusan gunungapi. Berdasarkan data ini kesimpulan sementara didapatkan risiko bencana lebih besar di Desa Arul Item (hampir mendekati nilai 1) sedangkan Desa Pante Raya memiliki risiko yang lebih kecil < 0.5.