Rencana Kontinjensi Dalam Islam
September 23rd, 2011 | Published in Entrance
Oleh: Abdillah Imron Nasution
Mempersiapkan diri untuk meminimalkan resiko jiwa dan harta
Ditinjau dari faktor daerah yang berdekatan dengan Gunung api Burni Telong, Kabupaten Bener Meriah memberikan keuntungan daerah. Keuntungan yang ada antara lain menjadi daerah penangkap hujan, menyuburkan tanah, memperbanyak jenis tanaman budi daya, menjadi tempat wisata, serta menjadi daerah pertambangan. Namun, di sisi lain, kawasan gunung api juga dapat menimbulkan masalah yang terkait dengan bencana alam yang bisa menimbulkan risiko kepada kita.
Bur Ni Telong pernah meningkat kegiatannya atau meletus sebanyak lima kali, yaitu pada akhir September 1837, pada tanggal 12-13 Januari 1839, pada 14 April 1856, pada Bulan Desember 1919, dan terakhir kali pada tanggal 7 Desember 1924. Dalam penelitian yang dituliskan, dua kejadian letusan yang memberikan dampak paling parah yaitu di tahun 1837 dan pada tahun 1839, dinyatakan bahwa abu letusan Burni Telong sampai mencapai P. Weh
Lamanya jarak antar waktu meletusnya dengan saat ini merupakan ancaman yang harus kita waspadai. Masyarakat harus lebih memahami G. Burni Telong dengan kesiapsiagaan kita sebagai orang beriman yang hidup berdampingan dengan gunung api yang masih aktif ini. Kita perlu mempersiapkan diri untuk meminimalkan resiko yang ada baik terhadap anak-anak, wanita hamil, orang yang telah berusia lanjut , maupun penderita cacat fisik.
Allah berfirman di dalam Surah Ali ‘Imran ayat 200
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung[3.200]
Dalam ayat yang lain, Allah SWT berfirman dalam Surah Al An’aam ayat 131:
Yang demikian itu adalah karena Tuhanmu tidaklah membinasakan kota-kota secara aniaya, sedang penduduknya dalam keadaan lengah. [6.131]
Di sini, Allah menegaskan bahwasanya kita jika mengaku sebagai orang yang beriman untuk siap siaga sebelum akan terjadinya suatu yang membahayakan. Kesiapsiagaan ini membutuhkan perencanaan. Jadi perencanaan siaga dapat diartikan sebagai proses perencanaan ke depan, dimana rencana dan tujuan telah ditentukan, dan sistim untuk menanggapi kejadian disusun agar dapat mencegah dan mengatasi secara lebih baik keadaan atau situasi darurat yang dihadapi.
Beberapa desa yang terdapat di kawasan rawan bencana gunung api Burni Telong di antaranya adalah Bale Atu, Pante Raya, Simpang Tiga Redelong, Simpang Balik, Bandar Lampahan, dan Lampahan. Dengan kondisi wilayah seperti yang telah diuraikan di atas, Desa Pante Raya Kabupaten Bener Meriah dapat disebut sebagai wilayah rawan bencana II, yaitu suatu kawasan berpotensi terlanda aliran hawa panas, lava dan lahar, radius 5 km-nya berpotensi terlanda hujan abu lebat, dan lontaran batu. Kawasan rawan bencana ini juga termasuk ke dalamnya pusat pemerintahan, bandar udara, serta pihak-pihak keamanan.
Peringatan yang diberikan oleh Allah SWT ini termaktub di dalam Al Qur’an, dalam Surah Asy Syu’ara’ ayat 26:
“Dan Kami tidak membinasakan sesuatu negeri pun, melainkan sesudah ada baginya orang-orang yang memberi peringatan” [26.208]
Beberapa peringatan yang diberikan telah kita lihat, saksikan, dan dengar. Seperti letusan Gn Merapi di Yogyakarta, letusan Gn. Bromo, Gn.Anak Krakatau, maupun Sinabung yang terletak di Sumatera Utara. Produk gunungapi yang dikeluarkan dapat membahayakan jiwa, harta, dan tatanan sosial yang ada. Awan panas menurut para ahli vulkanologi yang keluar dari gunung api atau dari lava yang mengalir. Suhunya mencapai sekitar 100-700 derajat celicius. Banjir lava yang akan mengalir dari puncak gunung dapat mencapai 600-1200 derajat celcius, apa saja yang dilaluinya menjadi hancur dan meleleh. Sementara itu banjir lahar dikategorikan pada dua bentuk, yaitu lahar panas dan lahar dingin. Lahar panas adalah aliran air panas bercampur lumpur yang dimuntahkan dari gunungapi. Lahar dingin, berupa aliran air dingin bercampur lumpur yang terjadi karena air hujan lebat di sekitar puncak setelah terjadi letusan. Lahar dingin dapat merusak tanah pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan serta permukiman penduduk. Ancaman lain juga termasuk batu-batu dengan berbagai ukuran yang banyak bertebaran di sekitar kampung kita. Dari yang berukuran sebesar rumah maupun sebesar genggaman anak kita di rumah.
Agar dampak bencana dapat dikurangi, kita perlu meningkatkan kesiapsiagaan kita. Inti dari kesiapsiagaan ini lebih kepada suatu kesiapan dan kemampuan kita untuk melihat gejala-gejala peningkatan aktivitas gunungapi, mengurangi dampak letusan, menangani secara efektif ketika telah terjadi letusan, serta melakukan pemulihan diri dari dampak yang dirasakan.
Seperti firman Allah SWT dalam Surah Al Anfaal ayat 2
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal, [8.2]
Dengan uraian dan penjelasan d iatas, dapat kita resapi bahwa, orang-orang yang beriman, tidak akan mengacuhkan diri pada ayat-ayat Allah dan kita diminta berusaha untuk mempersiapkan diri dan siaga dalam menghadapi sesuatu termasuk bencana yang mengancam di daerah kita. Mudah-mudahan bermanfaat dan berguna kepada kita sekalian, amin.